Senin, 15 November 2010

muhith

PEMBUKA: AL MUHITH

Penjelajahan diriku telah sampaI

Pada gerakan hati tanpa pikiraN

Mengerahkan energi hatI

Memang tak menghabiskan energi besaR

Ketika memasukinyA

Tapi menghabiskan energi dalam prosesnyA

Tapi, kenapa aku selalu buntU

Ketika aku memulaI

Seperti aku memulainya dulu sekalI

Kegiatan ini sepertinya telah menyatU

Dalam aktivitas sehari-harikU

Bahkan ketika aku tak lagi harus memulai seperti dulU

Aku telah mendapatkan dirikU

Dalam kesatuan jiwaku dan pikirankU

Apakah aku harus memulainya lagI

Perasaanku seperti tak memerlukannyA

Aku rasa tak perlu lagI

Karena aku telah dapat menyatukan hatiku dan jiwakU

Sekali lagi apakah itu berarti aku ujuB?

Ujub pada diriku rasa-rasanya tak pentinG

Tapi ketika itu harus aku ungkap kembalI

Pada lingkungan yang tak mengerti dirikU

Pasti di sana terkesan ujub itU

Hanya Allah yang mengetahui itU

Karena hanya Allah yang telah menuntunkU

Mengajakku melakukaN

Penyatuan Hati dan PikiraN

Penyatuan Jiwa dan AkaL

Penyatuan Rasa dan InderA

Innaa shalatii wanusukI

Wa mahyaayaa wamaa maatI

Lillahi rabbil ’aalamiN

Rabbana atina fiddunya khasanaH

Wabil akhirati khasanaH

Wakina adzaa bannaaR

Subhanallah, Alhamdulillah, Allahu AkbaR

Astaghfirullahal adziM

Shadaqallahul adziM

Seperti sekaranG

Ketika aku mulai lagi melakukan aktivitaS

Mengendalikan tangaN

Dideretan tuts laptoP

Di sela lantunan lagU

Yang nantinya tertinggal di belakanG

TerhapuS…………………………..

Kesatuan pikiran dan jiwA

Yang ada hanyalah lantunaN

Gelombang ketenangaN

Yang dimunculkan dalam harmonI

Menjelajahi tuts bagikU

Sama seperti ketika memulai shalaT

Allah mengajariku melakukaN

Kesatuan hati dan kesadaran dan pikiraN

Sembari menghadap kepadaNyA

Dimanapun Dia BeradA

Jari tangan menjalani tuts mengarah padA

Kesatuan kesadaran, hati dan jiwA

Yang tak mungkin terselamI

Oleh siapapuN

Bahkan oleh pikiran ketika sendirI

Bahkan oleh kesadaran ketika sendirI

Bahkan oleh jiwa ketika sendirI

Karena makna hiduP

Adalah ketika terjadi kesatuaN

Pikiran, kesadaran, jiwA

Itulah hiduP; itulah makna ZawQ

Yang tak mungkin diketahui siapapuN

Kecuali diri sendiri dan AllaH

Karena Allah Maha TahU

Apa yang terjadi di alam semestA

Karena Allah Yang MenciptanyA

Merakit, merancang dan menjalankan dengan Kompleksitas dan PresisI

Kompleksitas dan Presisi Ilahiah MutlaK

Yang berbeda dengan makhluknya dengan kemampauan presisi relatiF

Maka, Allah adalah satu-satunya Al MuhitH

Maha Meliputi Segala sesuatU

Penutup: Singosari, 9 OktobeR 2005

Sumber: Mulawarman (forthcoming, 2008). Islamisasi Ilmu dan Peradaban

1 komentar:

Unknown mengatakan...

reni damansari d.1

Menurut saya klam di indonesia memang sebagian besar sudah di terapkan dengan
baik bagi masyarakatnya. Karna smuanya itu awal dari setiap keingginan kita untuk menjalankan perintah-Nya,tetapi tdak smuanya berjlan baik,bahkan tidak asing lg,banyak bermunculan aliran baru agama di indonesia yg smua nya ke luar dr kalam yg di ajarkan karna mreka terlalu ingin mengetahui semua sifat" Tuhan dan rasul-Nya lebih dr semestiny,yg seharusnya hanya diyakini ,bahkan ada kehilangan akalnya hanya untuk mncari salah satu dr sifat tuhan seperti wujud ada termasuk salah satu penyimpangan dari pengertian kalam itu sendri,seharusnya hal" seperti ini bisa di kurangi atau di cegah oleh pemerintah dan para pemuka" agama kita.